SEJARAH KAMPUNG INGGRIS

Kampung Inggris Pare adalah julukan suatu desa yang terletak di sepanjang Jalan Anyelir, Jalan Brawijaya, Jalan Kemuning di Desa Tulungrejo dan Desa Pelem, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Desa tersebut telah berkembang menjadi tempat belajar Bahasa Inggris yang sangat pesat.  Hal itu menyebabkan  pemandangan keseharian di Kampung Inggris Pare terlihat seperti desa pelajar. Pada saat musim liburan, kampung ini tidak kalah ramai dengan tempat  wisata karena hiruk pikuk aktivitas para pengunjung  yang sedang belajar khususnya, mahasiswa, pekerja maupun masyarakat umum yang mengisi waktu liburan mereka untuk belajar sambil berwisata. Para pengunjung  yang belajar di Kampung Inggris tidak hanya dari Indonesia melainkan juga dari mancanegara seperti  Turkey, Thailand, Timor Leste, dan lain-lain.

Mulanya di Desa Tulungrejo hanya ada satu lembaga kursus Bahasa Inggris, yaitu Basic English Course (BEC). BEC didirikan pada tanggal 15 Juni 1977 oleh Mr. Kalend Osen, lembaga inilah yang menjadi pelopor berdirinya Kampung Inggris di Pare, Kediri. Dimulai pada tahun 1976, Mr. Kalend Osen merupakan seorang  santri yang berasal dari Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur yang belajar di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Mr. Kalend meninggalkan pendidikannya pada kelas lima di pondok karena terkendala masalah biaya pendidikan. Bahkan biaya untuk pulang ke kampong pun tidak bisa di tanggungnya. Dalam masa sulit itu, seorang teman memberitahukan bahwa ada seorang ustadz (pengajar) di Pare, Kediri yang menguasai delapan bahasa asing. Ustadz tersebut bernama KH Ahmad Yazid. Kalend kemudian berniat berguru dengan harapan minimal dapat menguasai satu atau dua bahasa asing. Dia tinggal dan belajar tanpa mengeluarkan biaya di Pesantren Darul Falah, Desa Pelem, Kecamatan Pare milik Ustadz Yazid.

Pada suatu haru, ada dua mahasiswa yang datang untuk belajar Bahasa Inggris kepada Ustadz Yazid untuk persiapan menjelang  ujian negara yang tersiasa dua pecan lagi  yang akan dilaksanakan di kampus  UIN Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur.  Pada saat itu Ustadz Yazid sedang pergi ke Majalengka, Jawa Barat. Kemudian oleh istri Ustadz Yazid kedua mahasiswa tersebut diarahkan untuk belajar kepada Mr. Kalend yang saat itu sedang menyapu dihalaman. Setelah berbincang-bincang Mr Kalend menyanggupi permintaan itu dan mereka akhirnya terlibat proses belajar mengajar di serambi masjid area pesantren dengan pembelajarannya cukup singkat selama lima hari saja. Sebulan kemudian kedua mahasiswa tersebut kembali dan mengabarkan kepada Mr. Kalend bahwa mereka telah lulus ujian.

Keberhasilan kedua mahasiswa itulah yang  tersebar di kalangan mahasiswa IAIN Sunan Ampel, Surabaya dan mereka mulai tertarik untuk  mengikuti jejak  keberhasilan seniornya dengan belajar kepada Mr. Kalend Osen.  Sejak saat itu, pada 15 Juni 1977 Kalend mendirikan lembaga kursus dengan nama Basic English Course (BEC) di Dusun Singgahan, Desa Pelem, Kecamatan Pare, Kediri. Kelas pertamanya hanya ada enam siswa saja. Para siswa tersebut tidak hanya belajar Bahasa Inggris namun juga ilmu agama. Selama sepuluh tahun Mr.Kalend mengembangkan lembaga kursusnya. Perlahan BEC mulai dikenal luas dan semakin banyak yang ingin belajar di BEC. Karena tingginya minat masyarakat mempelajari Bahasa Inggris, hari demi hari jumlah peserta kursus semakin meningkat. Lembaga kursus BEC pun membuka beberapa cabang dengan nama yang berbeda, yakni Happy English Course (HEC) dan Effective English Conversation (EECC). Awal tahun 1990-an, Kalend mendorong para alumni BEC agar membuat lembaga kursus untuk menampung pelajar yang tidak mendapat kuota akibat peningkatan  peminat yang sangat pesat  yang ingin belajar di BEC. Perlahan-lahan lembaga kursus di Pare semakin bertambah banyak dan akhirnya terbentu suatu perkampungan. Hingga saat ini tercatat ada ratusan lembaga kursus yang terdapat di Kampung Inggris Pare, Kediri.

Leave a Reply